Minggu, 12 Februari 2017

Ditinggalkan atau Meninggalkan, Pilih Mana?

Jakarta, 12 Februari 2017

Terkadang sulit untuk memilih menjadi seseorang yang ditinggalkan atau meninggalkan. Pada dasarnya keduanya memiliki persamaan, yaitu perpisahan. Entah itu sakit atau bahagia. Satu pihak meninggalkan atau ditinggalkan pihak lain. Menyisakan kenangan yang tak terlupakan, menyisakan pedih yang tak terbendung rasanya. Hanya kenangan yang tertinggal dan menetap di sini, kenangan yang terkadang hanya menyisakan pedih saat dikenang.

Tak pernahkah kau terpikirkan bahwa sesungguhnya menjadi pihak yang ditinggalkan menanggung rasa sakit yang tak tertahankan. Tak bisakah kau berpikir sesaat untuk tetap tinggal. Mungkin ini egois, tapi rasanya aku tidak ingin menjadi pihak yang ditinggalkan. Sepertinya menjadi pihak yang meninggalkan lebih ringan rasanya. Tidak seperti aku yang tetap tinggal bersama kenangan-kenangan dan bayang-bayangmu. Tak peduli seberapa besar usahaku untuk mengusirmu dari pikiranku, kau tetap mencengkeram kuat dalam ingatanku.


AKN

Sabtu, 04 Februari 2017

Media Sosial dalam Kehidupan Kita

Instagram, path, facebook, twitter siapa yang tak kenal dengan media jejaring sosial yang kini sudah tidak asing didengar. Hampir dari semua kalangan usia setidaknya punya 1 akun di salah satu media sosial tersebut. Bahkan untuk beberapa orang ada yang memiliki akun di setiap media sosial. Biar dibilang kekinian sih lebih tepatnya. Lewat media sosial tersebut, kita bisa dengan mudah membagikan momen-momen paling bahagia bahkan paling sedih sekalipun. Namun, dengan semakin mudahnya men-share apa yang kita lakukan memiliki dampak bagi sang pengguna? Berdasarkan pengalaman pribadi, memang tidak ada salahnya kita membagikan kicauan pendapat maupun foto-foto kita di media tersebut. Tetapi, akan jauh lebih baik, apabila kita bijak dalam memilih apa saja yang perlu kita bagikan untuk diketahui publik dan mana yang sebaiknya disimpan untuk diri kita sendiri. Karean tidak sedikit, sebuah masalah dapat ditimbulkan dari sebuah postingan yang kurang tepat.

Dewasa ini banyak sekali bahkan hampir setiap detik kejadian dalam kehidupan seseorang pasti diabadikan dalam bentuk foto dan tidak lama kemudian langsung diunggah ke tiap media sosial yang mereka miliki. Sebetulnya wajar saja, tapi kalo dari bangun sampai tidur dijadikan bahan untuk postingan di media sosial apa tidak risih? Bukankah rasanya seperti tidak memiliki ruang pribadi yang hanya kita dan orang rumah saja yang tahu.

Mungkin memang saat ini itulah trend yang sedang berkembang di kehidupan sosial kita. Sekali lagi, dalam tulisan ini, saya tidak melarang siapapun untuk men-share kegiatan kalian di medis sosial. Namun, hanya untuk saling mengingatkan satu sama lain, agar kita lebih memilih apa yang sebaiknya kita bagikan dan mana yang hanya perlu kita yang tahu.